March 1, 2011

Ada Apa Dengan Masturbasi?



Kata "masturbasi" diambil dari kata dalam bahasa Yunani yaitu 'mezea', yang berarti "penis-penis." Dapat juga diambil dari kata dalam bahasa Latin 'manus' (tangan) dan 'turbare' (mengganggu/to disturb). Berdasarkan Kamus Microsoft Encarta, masturbasi adalah "memberikan diri sendiri atau orang lain kepuasan seksual dengan meraba-raba alat kelamin, biasanya sampai mengalami orgasme." Kamus Merriam-Webster's Collegiate menyatakan bahwa "stimulasi dapat dilakukan dengan cara manual (oleh diri sendiri), dengan kontak fisik dengan orang lain (tidak sampai kepada hubungan seksual), dengan menggunakan alat, atau dengan kombinasi beberapa metode-metode ini."

Ditemukan arkeologi berumur kurang lebih 6000 SM tentang sejarah manusia yang sedang melakukan masturbasi. Di Pulau Sumer, yang lebih dikenal sebagai "Awal Sejarah Kebudayaan Manusia," penduduk Sumer jaman dahulu kala percaya bahwa masturbasi adalah suatu tehnik yang digunakan untuk menambah kemampuan seksual seorang pria. Hal ini dianggap sebagai bagian dari kehidupan normal sehari-hari dan tidak dianggap tabu. Penduduk Mesir jaman dahulu kala menganggap masturbasi sebagai hal yang supranatural dimana para penduduk Yunani jaman dahulu kala tidak terlalu peduli dengan hal tersebut.

Dalam jaman yang berbeda, masturbasi dianggap ilegal di beberapa tampat. Peraturan koloni Puritan di New Haven pada abad ke-17, memutuskan masturbasi adalah sebuah kejahatan yang pantas dijatuhi hukuman mati. Seorang filosofi pada abad ke-18, Immanuel Kent, memandang masturbasi sebagai pelanggaran hukum moral. Sampai hari ini, Gereja Katolik Roma masih secara resmi menghakimi masturbasi sebagai dosa yang kekal.

Peneliti Amerika bernama Alfred Kinsey (1894-1956) bersama beberapa rekannya memperkirakan bahwa pada pertengahan abad ke-20, setidaknya 92% dari seluruh laki-laki dan 70-80% dari seluruh wanita telah melakukan masturbasi. Penelitian di Eropa menunjukkan perbandingan yang mendukung penelitian Kinsey. Kinsey juga mendapati 40% laki-laki dan 30% wanita yang sudah berada dalam sebuah hubungan (pernikahan atau pacaran) melakukan masturbasi secara rutin. Dalam bukunya di tahun 2005, The Sexual Man, Dr. Archibald Hart mengungkapkan bahwa 61% laki-laki Kristen yang telah menikah melakukan masturbasi.

Dalam artikel The Sun pada tanggal 10 Desember 2008 melaporkan “Gossard Big M Survey” yang telah dilakukan setahun sebelumnya menemukan bahwa 92% wanita berumur 18-30 tahun di Inggris melakukan masturbasi. Dua per tiga wanita mengaku melakukan masturbasi tiga kali seminggu, dan wanita di London melakukannya empat kali dalam seminggu. Penelitian pada tahun 2004 di Toronto, Kanada, menemukan bahwa laki-laki mulai melakukan masturbasi pada usia sepuluh tahun sedangkan beberapa wanita (6%) mulai melakukannya pada usia 6 tahun.

Beberapa keuntungan yang diakui dapat diperoleh dari masturbasi: (1) Sebagai cara yang baik untuk melepaskan tekanan seksual, terutama bagi orang-orang yang tidak memiliki pasangan, atau yang pasangannya tidak mau berhubungan seks. (2) Merupakan sebuah alternatif seksual yang aman bagi mereka yang menghindari kehamilan dan penyakit kelamin. (3) Diperlukan bagi laki-laki yang ingin memberikan contoh semen untuk dites sebelum memberikan donor sperma. (4) Sebagai resep standar dari seks terapis untuk merawat disfungsi seksual pada orang dewasa, menolong seseorang untuk memiliki pengalaman orgasme (seringkali pada wanita) atau untuk menunda orgasme (seringkali pada laki-laki).

Pertanyaan yang cukup besar disini adalah: bolehkan seorang Kristen melakukan masturbasi? Apakah hal tersebut benar atau salah secara moral? Mereka yang tidak setuju dengan masturbasi mengklaim bahwa masturbasi tidak terjadi secara alami, dan akan mendapat penghakiman Tuhan. Yang lain mengklaim masturbasi sebagai perbuatan yang tidak bertanggung jawab yang mencapai kepuasan seksual tanpa "beban" komitmen. Tokoh rohani seperti C.S. Lewis dan John Calvin menentang masturbasi.

Bagaimana dengan mereka yang tidak menentang hal ini? Mark Driscoll, pastor yang berkotbah di Gereja Mars Hill yang berjemaat 7.500 orang di Seattle, Washington, dalam salah satu video pengajarannya berkata: "Apakah diperbolehkan dalam pernikahan seseorang melakukan masturbasi terhadap pasangannya? Ya, selama itu dilakukan dalam kesatuan hubungan … Tetapi jikalau Anda merupakan seseorang yang melakukan masturbasi dengan tidak kecanduan, tidak bernafsu, tidak menggunakan pornografi dan Anda masih belum memiliki pasangan, hal tersebut bukanlah dosa."

Secara mengejutkan, penginjil yang konservatif dan pendiri Focus On The Family, Dr. James Dobson, dilaporkan telah mengatakan, "99% anak-anak laki-laki dan 1% sisanya berbohong. Jika kita mengatakan kepada mereka bahwa sesuatu itu salah dan tidak berkenan kepada Tuhan, apa yang akan terjadi kepada mereka yang tidak dapat berhenti melakukannya? Mereka tumbuh dewasa dengan berpikir Tuhan membenci mereka atau mereka adalah seorang yang malang, memalukan, ciptaan kotor yang tidak layak. Maka dari itu, biarkan mereka melakukannya." Dalam bukunya, Mempersiapkan Masa Puber, Dr. Dobson berkata, "Menurut pendapat saya masturbasi tidak lebih dari sebuah masalah dengan Tuhan."

Apakah yang Alkitab katakan?

Satu-satunya ayat dalam alkitab yang membahas tentang masturbasi adalah dalam Kejadian 38:9. Menuliskan bagaimana Tuhan menghakimi Onan karena menumpahkan semennya (sperma) ke tanah. Banyak para pemimpin gereja mula-mula, seperti Jerome dan Clement dari Alexandra, menggunakan kisah ini sebagai contoh mengapa masturbasi tidak boleh dilakukan. Tetapi apabila kita meneliti lebih dalam lagi, permasalahan yang terjadi dalam ayat ini tidak memiliki hubungan sama sekali denegan masturbasi. Pada jaman dimana laki-laki adalah pemimpin, apabila seorang laki-laki meninggal tanpa memiliki anak, kebudayaannya adalah saudaranya laki-laki harus mengambil istrinya, dan anak yang akan dilahirkan pada pernikahan kedua ini dianggap sebagai anak dari suami yang pertama, dan akan mewarisi hartanya dan melanjutkan garis keturunannya. Onan seharusnya menumbuhkan benih bagi saudaranya yang meninggal tersebut. Tetapi bukannya melakukan kewajibannya, dia malahan memanfaatkan Tamar, saudara iparnya, untuk mencapai kepuasan seksual pribadinya saja. Tuhan lalu menghakimi Onan karena ia menolak untuk memberikan keturunan bagi saudaranya.

Alkitab juga berbicara mengenai "mimpi basah" atau ejakulasi spontan, ejakulasi pada kaum laki-laki pada saat tidur ( Imamat 15:16-17; 22:4; Ulangan 23:9-11). Setiap hal ini dibahas dalam Alkitab, dikarenakan alasan kesehatan dan kebersihan dalam Perjanjian Lama daripada dianggap sebagai dosa.

Apakah pendapat pribadi saya mengenai masturbasi? Secara teologi, Alkitab lebih banyak diam berkaitan dengan masalah ini meskipun masturbasi dilakukan juga pada jaman Alkitab ditulis. Tidak ada satupun dalam ayat-ayat diatas yang dengan tegas menyebutkan masturbasi adalah dosa. Sejauh yang saya perhatikan, masih belum ada keputusan mengenai masturbasi. Bagi saya, tindakan merangsang diri sendiri menjadi mengkhawatirkan hanya bila hal tersebut menyeret kepada ketiga masalah berikut:

1. Pornografi. Pornografi telah lama ditentang dan dilarang karena menyebabkan imoralitas pada kaum muda dan orang dewasa, yang dapat memimpin kepada kejahatan seksual. Pornografi sangat erat kaitannya dengan masturbasi untuk merangsang imajinasi seperti halnya merangsang alat kelamin. Dalam survey Kinsey Institute, 72% respondennya mengaku menggunakan pornografi untuk menunjang masturbasi.

Dalam buku Porn Trap yang memenangkan penghargaan, seks terapis, Wendy dan Larry Maltz menjabarkan akibat buruk pornografi bagi seseorang:

"Sebuah hubungan dengan pornografi menyerupai perselingkuhan. Membutuhkan waktu dan kekuatan ekstra untuk lepas dari hubungan yang intim tersebut. Orang-orang yang menggunakan pornografi seringkali menggunakan cara yang sama dengan perselingkuhan seksual yaitu dengan sembunyi-sembunyi dan tipu muslihat. Ketika seseorang tertangkap basah melihat pornografi oleh temannya, yang terjadi seringkali adalah penyangkalan, kebohongan, dan usaha-usaha untuk menutupi kesalahan tersebut. Tanpa disadari, menjalin hubungan dengan pornografi dapat menjadi lebih penting daripada menjalin hubungan dengan orang lain dalam kehidupan nyata. Jika Anda mengkonsumsi pornografi secara teratur, gambaran-gambaran dan adegan-adegan dalam pornografi akan terus terlintas dalam pikiran Anda selama melakukan hubungan seks, yang membuat Anda kesulitan untuk benar-benar terhubung dan intim dengan orang yang sesungguhnya dalam dunia nyata.

2. Kecanduan Masturbasi. Seseorang yang sangat kecanduan untuk melakukan masturbasi dapat memuaskan dirinya berkali-kali dalam sehari. Rekor dunia mencatat angka 36 kali dalam sekali 24 jam! Dilain pihak, masturbasi yang berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan saraf dalam tubuh dan mengakibatkan keletihan yang berkepanjangan, kehilangan konsentrasi dan daya ingat. Ketagihan masturbasi dapat juga menyebabkan bentuk lain dari ketagihan seksual seperti:
    • Melakukan seks dengan beberapa orang sekaligus
    • Mengkonsumsi pornografi secara rutin
    • Seks melalui telepon atau komputer (cybersex)
    • Pelacuran atau menyewa pelacur
    • Eksibisionis
    • Voyeurnism (menonton orang lain telanjang atau berhubungan seks) dan/atau menguntit
    • Kekerasan seksual
    • Tindakan agresif
    • Pemerkosaan
Untuk menguji apakah Anda memiliki masalah dengan kecanduan masturbasi atau kecanduan sex lainnya, cobalah mengikuti Tes Self-Assessment dari Seex Addicts Anonymous dalam link ini www.sexaa.org/IsSAAForYou/SelfAssessment.

3. Memperlakukan Pasangan Dengan Tidak Adil. Pada saat salah satu pasangan dalam sebuah pernikahan melakukan masturbasi, terutama apabila hal tersebut dilakukan sembunyi-sembunyi, pasangannya tidak lagi menjadi satu-satunya sumber kepuasan seksualnya. Ketika salah satu dari pasangan tersebut memuaskan nafsunya dengan masturbasi, menyebabkan pasangannya tidak terpenuhi kebutuhan seksualnya, hal ini dapat menyebabkan perasaan pahit dan kehilangan rasa saling menghormati dari waktu ke waktu. Kepuasan seksual melibatkan perasaan pasangan Anda. Apabila pasangan Anda merasa keberatan Anda melakukan masturbasi, terlebih lagi bila dilakukan diluar hubungan seks, Anda dan pasangan Anda harus melakukan sebuah diskusi yang radikal bersama-sama. Buatlah keputusan dimana kedua belah pihak merasa nyaman dan bahagia.

Kesimpulannya, sama seperti hal-hal lain yang tidak secara gamblang diperbolehkan atau dilarang dalam Alkitab, seseorang hanya dapat melakukannya apabila ada damai sejahtera dalam hatinya (Kolose 3:15).



0 comments:

 

Fruitfull © 2011