February 17, 2011

Bolehkah Orang Kristen Minum Minuman Beralkohol?


Saat Bi-Annual National Conference ke 36 pada tanggal 23-24 April 2007, Gereja Sidang-Sidang Jemaat Allah di Australia memperkenalkan peraturan baru yang memperbolehkan pendeta-pendetanya mengkonsumsi alkohol. Tetapi juga menekankan peringatan saat minum minuman beralkohol, dan melarang dengan keras mabuk karena minuman beralkohol.

Sesuai Kamus Teologi Evangelical, selama 1.800 tahun sejarah gereja, orang-orang Kristen mengkonsumsi minuman beralkohol sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari dan hampir selalu menggunakan wine (jus anggur yang difermentasi) untuk Sakramen Ekaristi atau Perjamuan Kudus. Banyak dari pelopor-pelopor gereja memperbolehkan untuk mengkonsumsi anggur dengan tidak berlebihan. Gereja Katolik memiliki standar anggur yang difermentasi yang baik untuk Sakramen Ekaristi mereka. Para tokoh reformasi mulai dari Luther dan Calvin sampai Zwingli dan Knox sangat mendukung kenikmatan dari wine merupakan sebuah berkat yang sesuai Firman Tuhan. Dikatakan juga bahwa tujuh drum wine merupakan bagian dari gaji tahunan Calvin di Genewa. Bahkan para tokoh reformasi gereja di Inggris yang konservatif dan tegas dengan rutin mengkonsumsi wine dan bir, yang mereka anggap sebagai "Anugerah yang Baik dari Tuhan." Pada pertengahan tahun 1.800 saat orang-orang Kristen Protestant beralih dari aturan yang memperbolehkan mengkonsumsi minuman beralkohol dengan tidak berlebihan kepada pelarangan keras untuk mengkonsumsi minuman beralkohol.

Apakah orang-orang Kristen diperbolehkan untuk mengkonsumsi wine dan minuman beralkohol? Mari kita lihat beberapa pertimbangan yang melarang kita mengkonsumsi minuman beralkohol:

1. Pendalaman Alkitab: Mereka yang memperdebatkan hal ini seringkali menggunakan "pendalaman Alkitab" sebagai alasan untuk membuktikan bahwa Alkitab menyetujui wine tidak mengandung alkohol. Ketidaksetujuan mereka sangat lemah dan tidak memiliki dasar penelitian yang kuat. Terdapat 12 kata-kata Ibrani yang digunakan untuk mengartikan kata "wine." Tiga kata yang paling populer adalah:
  • Yayin (H3196), digunakan 113 kali dalam Perjanjian Lama. Penentang minum minuman beralkohol sering mengklaim kata ini, yang kalau berdasarkan keadaannya, kata ini dapat berarti alkohol yang tidak difermentasi. Tidak benar. Berdasarkan Kamus Strong's Ibrani & Yunani yang paling dapat dipercaya, yayin tanpa diragukan lagi adalah anggur yang difermentasi dan mengandung alkohol.
  • Tirosh (H8492), digunakan 40 kali dalam Perjanjian Lama dan diterjemahkan sebagai "anggur baru" (Amsal 3:10) atau "anggur manis" (Mikha 6:15). Para penentang minum minuman beralkohol mengklaim kata ini adalah jus anggur segar yang tidak mengandung alkohol. Sekali lagi, tidak benar. Kamus Strong's Ibrani & Yunani mengatakan bahwa meskipun wine adalah anggur segar yang diperas, tetap saja itu adalah hasil fermentasi. Kamus Alkitab Easton mengatakan bahwa tirosh mempunyai akar kata yang berarti "mengambil kepemilikan dari," menunjukkan kebenaran bahwa dapat menyebabkan kemabukan (Hosea 4:11).
  • Shekar (H7941), digunakan 20 kali dalam Perjanjian Lama. Mengandung arti minuman keras, minuman yang mengandung alkohol tinggi. Tidak ada perdebatan disini.
Dalam Perjanjian Baru, 2 kata Yunani untuk wine adalah:


  • Oinos (G3631), digunakan 25 kali. Kata ini merupakan kata yang sejenis denga yayin, maka para penentang minum minuman beralkohol mengklaim bahwa wine tersebut tidak difermentasi atau tidak mengandung alkohol; dan sekalipun mengandung alkohol, oinos telah dicampur dengan banyak air sehingga membuatnya menjadi tidak beralkohol. Tidak benar. Berdasarkan Kamus The Complete Word Study: Perjanjian Baru, fakta yang disebutkan Yesus bahwa oinos dapat mengakibatkan kerusakan pada kantung yang terbuat dari kuilt binatang untuk menyimpan anggur (Matius 9:17) mengandung hasil fermentasi yang kuat.
  • Gleukos (G1098), digunakan dalam KIS 2:13, merupakan kata yang sejenis dengan tirosh. Para penentang minum minuman beralkohol mengklaim bahwa wine tersebut tidak mengandung alkohol sama sekali, seperti sirup, yang adalah sari manis dari anggur. Yang lain mengklaim bahwa wine tersebut tidak lebih dari jus anggur yang diperas. Tidak benar juga. Kamus Strong's Ibrani & Yunani mengatakan bahwa wine merupakan minuman yang difermentasi dan memiliki kadar alkohol yang tinggi. Kamus Alkitab Unger Baru mengatakan bahwa pada saat "Petrus menjawab (KIS 2:15), 'Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka.' Jikalau wine tidak mengandung alkohol, tuduhan tersebut bukanlah sesuatu yang berlebihan. Dari penjelasan-penjelasan para pakar kitab suci kita dapat menyimpulkan bahwa wine yang sangat nikmat ini bukanlah berasal dari sari murni buah anggur yang diperas.
Dari penelitian ini, untuk mengatakan bahwa wine di dalam Alkitab merupakan jus anggur yang tidak difermentasi atau minuman dengan kadar alkohol rendah, atau minuman yang telah dihilangkan kadar alkoholnya adalah pernyataan yang hampir mustahil untuk dibenarkan. Kenyataannya, Alkitab membuat pembedaan yang sangat jelas antara wine dan jus anggur. Dalam sumpah para imam dalam Bilangan 6:3, Tuhan memberikan perintah "dia tidak boleh minum cuka yang terbuat dari wine atau cuka yang terbuat dari minuman yang memabukkan; jangan meminum jus anggur, juga jangan memakan anggur segar atau kismis." Dengan kata lain, saat Firman Tuhan membicarakan wine, ayat-ayat tersebut tidak menyebutkan wine sebagai jus anggur dan sejenisnya.
Pendalaman Alkitab yang teliti mengenai wine akan membawa kita kepada kesimpulan yang sama dengan Kamus Yesus & Injil: "Semua wine yang disebutkan dalam Alkitab adalah jus anggur yang difermentasi dan mengandung alkohol. Tidak ada minuman yang tidak difermentasi dinamakan wine."

2. Perjamuan Kudus: Ketika perjamuan malam terakhir dilaksanakan, wine (anggur) dan roti tidak beragi diatas meja ditetapkan sebagai tubuh dan darah Kristus. Yesus berkata, "Akan tetapi Aku berkata kepadamu, mulai dari sekarang Aku tidak akan lagi minum hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku" (Matius 26:29). Para penentang minum minuman beralkohol mengartikan hasil pokok anggur sebagai jus anggur. Tetapi pada saat Paulus memperingatkan orang-orang Korintus mengenai perjamuan malam terakhir, dia menegur mereka dengan keras karena menggunakan wine (anggur) tersebut untuk menjadi mabuk (1 Korintus 11:20-21). Dapat disimpulkan dengan sangat jelas bahwa minuman yang digunakan untuk Perjamuan Malam Terakhir bukanlah jus anggur tetapi wine beralkohol.

3. Syarat-Syarat Untuk Menjadi Penilik Jemaat: Para penentang minum minuman beralkohol sering menggunakan 1 Timotius 3:2-3 ketika Paulus berkata bahwa seorang penilik jemaat haruslah seorang yang "bukan peminum." Kata "peminum" (Gr. paroinos) berarti "pemabuk." Kamus Lengkap Pendalaman Alkitab: Perjanjian Baru mengatakan, "Kata tersebut tidak mengandung makna tanggung jawab dan tidak berlebihan dalam mengkonsumsi minuman beralkohol, juga,   memiliki makna penyalahgunaan atau ketergantungan terhadapnya. Seseorang yang selalu mempunyai sebotol (atau sekantung) wine di atas mejanya dan sangat ketagihan terhadap minuman tersebut, begitulah cara yang tepat untuk menggambarkannya.

4. Kemabukan: Tanpa diragukan, kemabukan adalah dosa. Sesuai dengan Firman Tuhan, kemabukan digambarkan sebagai tindakan negatif seperti susah untuk berjalan, sempoyongan, muntah, hilangnya pengendalian mental, dan ketergantungan. Kemiskinan, tidak bermoral dan kemurtadan sering disebutkan dalam Alkitab sebagai hasil dari kemabukan. Para imam dan nabi dihakimi karena kemabukan, yang menghambat mereka menjalankan tugas mereka (Yesaya 28:7). Tidak ada penilik jemaat atau pemimpin gereja yang diijinkan untuk menjadi seorang pemabuk (Titus 1:7; 2:2-5). Para pemabuk tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (1 Korintus 6:9-10; Galatia 5:21). Para penentang minum minuman keras mengambil kesimpulan karena minum minuman beralkohol menyebabkan kemabukan, maka dari itu janganlah kita mulai meminumnya. Jikalau pendapat itu benar, maka pendapat tersebut harusnya juga ditetapkan bagi makanan, uang dan seks karena hal-hal ini dapat memimpin kepada kerakusan, keserakahan, workaholik, dan kecanduan seks. Haruskah seseorang menahan diri dari hal-hal tersebut karena potensi bahaya yang dapat terjadi? Tentu saja, tidak.

5. Kesehatan: Para penentang minum minuman keras mengklaim bahwa alkohol merusak dan menghancurkan tubuh kita, yang adalah bait Roh Kudus. Tidak sepenuhnya benar. Penelitian telah menemukan bahwa mengkonsumsi alkohol dengan tidak berlebihan memiliki dampak positif bagi kesehatan kita seperti mengurangi potensi terkena serangan jantung, diabetes, stroke, dan kanker. Dalam beberapa kasus, minuman beralkohol dapat menyebabkan panjang umur. Paulus memberikan petunjuk kepada Timotius, "Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur (wine) sedikit, berhubung perncernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah" (1 Timotius 5:23). Tetapi kemabukan dan penyalahgunaan minuman beralkohol dapat berakibat buruk bagi otak, menyebabkan cara berbicara yang tidak jelas, hilangnya kontrol pada tangan yang mengakibatkan susah untuk memegang sesuatu, dan gerak refleks yang menjadi lambat. Mengkonsumsi secara berlebihan dalam waktu yang lama dapat menghancurkan otak dan lever secara permanen, dan juga dapat menjadi penyebab timbulkan beberapa jenis kanker. Dalam hal ini, mengkonsumsi dengan tidak berlebihan adalah kuncinya.

Lalu apakah yang dikatakan Alkitab mengenai wine dan minum minuman beralkohol? Kita tidak dapat menyangkal lagi bahwa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru menganggap minum minuman beralkohol sebagai sesuatu yang baik:
  • Tanda bahwa kita diberkati Tuhan: Wine dalam jumlah besar dianggap sebagai tanda bahwa kita diberkati dan mendapat kemakmuran dari Tuhan, bukan sesuatu untuk dihindari (Kejadian 49:11-12; Ulangan 7:13; Amsal 31:6; Yoel 2:24; 3:18; Amos 9:13-14; Yesaya 55:1; Zakaria 10:7). Ishak memberkati Yakub dengan mengatakan, "Allah akan memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan gandum serta anggur (wine) berlimpah-limpah" (Kejadian 27:28). Sebaliknya, kekurangan anggur adalah simbol dari penghakiman dan bencana (Ulangan 28:30; Yesaya 16:10; 24:11; 65:21; Yeremia 48:33; Yoel 1:5; Amos 5:11; Mikha 6:15; Zefanya 1:13).
  • Persembahan kebenaran kepada Tuhan: Kembali kepada kitab Kejadian, Melkisedek seorang imam Allah Yang Mahatinggi menggunakan wine sebagai persembahan dalam upacara keagamaan (Kejadian 14:18). Wine digunakan sebagai persembahan sejak saat itu.
  • Kenikmatan: Mazmur 104:15 berkata bahwa Tuhan memberikan umat-Nya "anggur (wine) yang menyukakan hati manusia." Pengkotbah 9:7 berkata, "Mari, makanlah rotimu dengan sukaria, dan minumlah anggurmu (wine) dengan hati yang senang; karena Allah sudah lama berkenan akan perbuatanmu." Wine selalu diidentikkan dengan sumber sukacita, sesuatu yang baik yang diciptakan untuk manusia (Hakim-Hakim 9:13; 2 Samuel 13:28; Ester 1:10; Pengkotbah 2:3; 10:19; Yesaya 24:11; Zakaria 10:7). Sampai hari ini, orang-orang Yahudi menggunakan wine pada hari Sabat untuk Kiddush (pengucapan berkat atas wine) seperti dalam perayaan Paskah dan upacara-upacara keagamaan lainnya, dan memperbolehkan untuk mengkonsumsi alkohol. Terdapat banyak tulisan orang-orang Yahudi jaman dahulu seperti Talmud yang menyarankan untuk meminum minuman beralkohol dengan tidak berlebihan pada saat perayaan hari besar seperti hari raya Purim, untuk membuat perayaan tersebut lebih meriah.
  • Normal: Seperti halnya berpuasa, menahan diri dengan tidak meminum wine adalah pengecualian dan bukan peraturan atau norma untuk umat Tuhan. Kita melihat bahwa Daniel (Daniel 1:8-16), orang-orang Rekhab (Yeremia 35:1-19), orang-orang yang berNazar (Bilangan 6:1-4).
  • Yesus meminum wine: "Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa!" (Matius 11:18-19). Jelas sekali bahwa Yesus meminum wine beralkohol pada saat Ia dituduh sebagai peminum. Dan Ia memperbolehkan penggunaan wine dalam pernikahan di Kana (Yohanes 2:1-11). Faktanya, mukjizat pertama yang dilakukan Yesus adalah merubah air menjadi wine (anggur). Bahkan Yesus memakai perumpamaan wine (anggur yang difermentasi) untuk menggambarkan pengajaran-Nya sebagai "anggur baru/new wine" (Matius 9:17).
Dengan menambahnya permasalahan dalam masyarakat yang disebabkan oleh alkohol, dapat dimengerti mengapa beberapa pihak menentang minum minuman beralkohol. Tetapi memutarbalikkan Firman Tuhan untuk membuktikan bahwa anggur (wine) bukanlah anggur yang difermentasi merupakan cara yang tidak benar untuk dilakukan.

Menahan diri tidak pernah menjadi masalah dalam Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, gereja mula-mula atau gereja Reformasi. Tidak pernah ada larangan langsung untuk mengkonsumsi wine dalam Alkitab. Akan tetapi sesuatu yang berlebihan adalah salah. Tidak berlebihan adalah ungkapan yang tepat (Filipi 4:5 KJV). Dalam hal ini, Alkitab memperbolehkan kita meminum minuman beralkohol tetapi pada saat yang bersamaan, tidak mendukung kemabukan. Disamping itu, mengkonsumsi wine didasarkan pada hati nurani dan pandangan orang lain. Tidak ada kepuasan di dalam mengkonsumsi wine apabila hal tersebut menjerumuskan orang lain untuk meminumnya melawan hati nurani mereka (Roma 14:19-21).

0 comments:

 

Fruitfull © 2011