October 12, 2009

Tawon Penyusup

Kemarin aku mengalami sebuah kejadian yang cukup menarik. Saat sedang asyik mandi, aku melihat seekor tawon hinggap di ventilasi kamar mandi. Seekor tawon hitam dan menyeramkan, cukup menyeramkan karena beberapa hari lalu aku melihat salah satu anak di gereja anak Alfa Omega tersengat tawon dan mengalami pembengkakan yang cukup besar. Yang muncul di pikiranku pada saat itu adalah "Aku dalam bahaya".

Kemudian dengan waspada dan cepat aku selesaikan mandiku dan langsung ngacir keluar mengambil karet dan membuat peluru dari kertas, senjata ampuh masa SMA dulu. Karena target terlalu kecil sehingga bidikanku tidak ada yang mengenainya, aku keluar mengganti senjata dengan sapu dan raket listrik pembunuh nyamuk. Kedua senjata itu ternyata kurang ampuh untuk membunuh sang tawon hitam, lalu aku menenteng sapu lidi dari kamar dan dengan beberapa kali sabetan gugurlah sang tawon. Jasadnya mengalir bersama air ke dalam lubang kamar mandi.

Dari kejadian singkat ini ada sebuah pelajaran penting yang aku dapatkan. Seekor tawon hitam kecil yang kesasar ke dalam kamar mandiku menjadi sebuah ancaman bagiku dan keluargaku. Walaupun kemungkinan besar tawon tersebut menyengat sangata kecil tapi dia tetaplah sebuah ancaman dan aku harus menyingkirkannya. Teringat kembali istilah dalam Alkitab tentang penampian. Jika bicara soal dosa, tentu saja kebenaran Firman Tuhan mengatakan bahwa tidak ada tempat bagi orang berdosa di Sorga. Namun apakah di dunia ini Tuhan sedemikian memberikan perlindungan kepada anak-anakNya dari ancaman? Jawabannya "TENTU SAJA"!

Peristiwa penting yang terjadi dalam gerejaku akhir-akhir ini adalah perginya beberapa jemaat dari gereja. Semua kejadian ini didalangi oleh seorang jemaat yang merupakan biang gosip dan seorang yang suka mncari keuntungannya sendiri. Seorang pribadi yang tentu saja keberadaannya di gereja sangat jelas menjadi batu sandungan bagi banyak orang dan menghambat pertumbuhan rohani orang lain di gereja. Dan setelah dia memutuskan keluar dari gereja, beberapa orang jemaat yang mungkin telah terhasut omongannya pun memutuskan untuk tidak berjemaat di gerejaku lagi. Cukup jelas bagaimana Tuhan mempertahankan gerejaNya dari ancaman dan menampi keluar orang-orang yang sudah tidak mau lagi mendengarkan suaraNya dan menjadi batu sandungan.

0 comments:

 

Fruitfull © 2011