September 8, 2009

What About Tattoos?

Bagaimana Dengan Tattoo?
What About Tattoos? By Ps. Kong Hee
Translated by Dharma Kurniawan

Tattoo sudah sangat identik dengan abad 21. Menurut data U.S. News & World Report pada tanggal 4 Agustus 2008 lebih dari ¼ orang berumur di bawah 30 tahun memiliki setidaknya 1 tattoo di kulitnya. Sudah bukan jamannya lagi tattoo hanya diperuntukkan bagi anggota geng, mafia, narapidana, orang-orang yang tertolak atau orang-orang buangan. Faktanya, banyak anak-anak para pengkotbah dari gereja-gereja terbesar di Australia, Amerika dan Eropa memiliki tattoo di badan mereka. Dan anak-anak para pengkotbah ini tidak beralasan untuk memberontak atau murtad. Sebagian besar dari mereka malah sangat luar biasa dalam pelayanannya memimpin anak-anak muda, musik dan creative ministry. Beberapa juga menggunakan tattoo sebagai sarana penghubung bagi jiwa-jiwa yang belum mengenal Tuhan untuk menjangkau mereka. Disamping itu, bagi sebagian besar orang tattoo dianggap hanya sebagai ekspresi gaya mereka.

Jadi, apakah tattoo dosa? Apakah orang Kristen diperbolehkan memiliki tattoo?
 
Mereka yang menentang tattoo seringkali menggunakan Imamat 19:28, “Janganlah kamu menggoresi tubuhmu karena orang mati dan janganlah merajah tanda-tanda pada kulitmu; Akulah Tuhan.” (Leviticus 19:28, “You shall not make any cuttings in your flesh for the dead, nor tattoo any marks on you: I am the Lord.). Kata ‘tattoo’ dalam bahasa asli Ibrani adalah ‘qa-aqa’, yang muncul hanya satu kali ini saja dalam Alkitab. Semua pakar Alkitab setuju bahwa konteks dari Imamat 19 adalah bahwa Tuhan melarang bangsa Israel mengadopsi praktik-praktik keagamaan dari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan yang tinggal di sekeliling mereka. Adam Clarke (Old Testament) dan Nelson (NKJV) berkomentar, tanda-tanda atau tattoo keagamaan di badan pada waktu itu merupakan bentuk penghormatan terhadap berhala-berhala yang berbeda yang mereka sembah dengan tujuan-tujuan mistis. Tetapi bagaimana jika tidak ada tujuan keagamaan, mistis atau penyembahan berhala? Apakah seorang percaya diperbolehkan memiliki tattoo?

Secara teknis, jika kita menerapkan Imamat 19 yang melarang tattoo untuk semua orang dalam segala keadaan, maka demi konsistensi, kita juga harus menerapkan semua ayat-ayat tentang hukum-hukum dahulu sekarang. Termasuk tidak boleh mencukur sisi samping kepala dan mandat untuk setiap pria harus memelihara jenggot (ayat 27), yang hampir tidak mungkin diterapkan dalam militer saat ini. Begitu pula tidak boleh mengenakan pakaian dari berbagai macam bahan (ayat 19). Dan apakah kita kita harus melanjutkan perbudakan dan memiliki gundik-gundik, serta semua kebiasaan yang dilakukan pada jaman Imamat (ayat 20)? Apakah kita juga harus melanjutkan menu Perjanjian Lama yang dilarang seperti tidak boleh makan daging babi, udang, kepiting atau kerang? Bagaimana dengan kerudung bagi wanita? Apakah kita harus memaksa hal ini kepada semua wanita Kristen saat ini? Sebagian besar kita pasti setuju bahwa jawaban untuk semua pertanyaan diatas adalah TIDAK.

Selanjutnya, apakah Tuhan membenci tattoo? Tuhan berfirman dalam Yesaya 49:16, “Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tanganKu; Tembok-tembokmu tetap di ruang mataKu.” (Isaiah 49:16, “See, I have inscribed you on the palms of My hands. Your walls are continually before Me.”). Kata ‘inscribe’ dalam bahasa Ibrani berarti ‘mengukir’. The Living Bible menerjemahkan “I have tattooed your name upon my palm.” Ketika Yohanes melihat 144.000 orang-orang pilihan Tuhan, mereka ‘dimeteraikan’ dan ‘dituliskan’ nama Bapa di dahi mereka (Wahyu 7:3; 14:1). Kata-kata tersebut dalam bahasa asli Yunani berarti ‘menandai’, ‘cap’ dan ‘mengukir’. Kitab Wahyu juga membahas soal penyembah-penyembah palsu menerima tanda dari si jahat, yang disebut Stigmata di Yunani. Sama halnya dengan yang dikatakan Paulus dalam Galatia 6:17, “Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda (Stigmata) milik Yesus.” Nabi Yesaya, Rasul Yohanes dan Rasul Paulus berbicara dengan menggunakan metafora, satu hal yang pasti, memberi tanda-tanda pada badan tidak selalu menjijikkan bagi Tuhan. Tetapi kita harus berhati-hati untuk tidak menggambarnya dengan tujuan jahat.

Teologis Tom Beaudoin telah melakukan penelitian terhadap anak-anak muda yang beranting dan memiliki tattoo dibadan mereka. Mereka menemukan bahwa anak-anak muda melakukan hal tersebut saat mereka mengalami pengalaman yang tak terlupakan. Sesuatu yang berdampak sangat dalam bagi mereka, seperti pada waktu mereka jatuh cinta, patah hati, kelulusan, memulai pekerjaan baru, mencapai sesuatu yang mereka banggakan, atau kehilangan seseorang yang mereka kasihi yang meninggal dunia. Bagi anak-anak muda dan dewasa muda di abad ke 21 ini, tattoo dan tindik (body piercing) bukanlah sesuatu kesombongan, kesia-siaan, atau pemberontakan, tetapi lebih sebagai tanda untuk mengenang sesuatu. Inilah cara mereka mengekspresikan hal-hal spiritual ke tubuh fisik, bahkan termasuk pengalaman rasa sakit pada tubuh.

Bagi sebagian besar orang, tattoo berarti ekspresi kepribadian dan gaya, sama seperti baju, make up, gaya rambut, mewarnai kulit, dan aksesoris fashion. Tidak ada maksud keagamaan, kesia-siaan, dan pemberontakan bagi pemakainya, hanya sebagai nilai estetik.

Karena tattoo bersifat permanen, dan menghapus tattoo sangat menyakitkan dan sangat mahal, Anda boleh memutuskan untuk membuatnya setelah melalui banyak pertimbangan. Tanyakan diri Anda sebagai berikut:
•Apakah usia saya sudah cukup untuk memiliki tattoo?
•Jika saya tinggal bersama orang tua saya, apakah mereka mendukung keputusan saya?
•Apakah saya tetap menginginkan tattoo ini saat saya tua?
•Apakah saya tetap merasa nyaman memilikinya meskipun orang-orang mungkin akan menghakimi saya dengan tidak adil karena tattoo tersebut?
•Jika tattoo saya dilihat orang lain, apakah pantas untuk profesi saya?

Kesimpulannya, tattoo adalah sebuah pilihan personal, yang lebih sering, tidak mencerminkan pemberontakan ataupun sebagai identitas keagamaan. Secara jelas tertulis di Alkitab bahwa Tuhan tidak melihat permukaan tetapi jauh ke dalam hati seseorang. Kita harus hati-hati untuk tidak menghakimi seorang percaya yang memiliki tatto sebagai orang yang tidak terlalu mencintai Tuhan dibandingkan mereka yang tidak memiliki tattoo.

0 comments:

 

Fruitfull © 2011