August 7, 2009

Piracy

Banyak orang bilang kalau kita perlu membuat perbedaan, membuat sebuah perubahan ke arah yang lebih positif. Apa sih perbedaan sehingga dapat dibilang 'perbedaan'? Mengapa sih kita butuh perubahan? Sebenernya yang pengen aku tanyain adalah.. Apakah kita siap dengan sebuah perbedaan yang akan membawa perubahan? Kenyataan yang sering aku temui dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagian besar orang tidak siap menghadapi sebuah perubahan.. Lebih tepatnya mereka tidak mau membuat perbedaan, lebih enak dengan gaya hidup yang sudah mereka jalanin belasan bahkan puluhan tahun. Buang-buang duit, buang-buang waktu, buang-buang kesempatan, kita kan gak harus ikut perkembangan jaman, semua orang kan melakukannya. Ikut perkembangan jaman.. tidak ikut perkembangan jaman.. Melakukan yang bener.. Melakukan yang relatif bener.. Sebagai seorang sarjana Desain Komunikasi Visual aku pikir aku cukup memahami masalah pembajakan. Saat aku menciptakan sebuah karya visual yang bagus melalui sebuah proses yang panjang dan menyita waktu serta tenaga bahkan menguras isi kantong, aku akan menjadi sangat marah bila ada seseorang yang dengan enteng menjiplak atau mencuri atau tidak menghargai karya itu dengan semestinya. Kreativitas bukanlah barang murahan.


Salah satu langkah besar yang aku ambil beberapa tahun belakangan dan sampai akhir tahun 2008 ini adalah menghargai hak cipta suatu barang, lebih spesifiknya yang akan aku ceritakan adalah tentang MP3, DVD film ,dan software/program komputer. Dengan kata lain aku mulai membeli dan mengkonsumsi barang-barang original. Pergumulan yang sangat berat terjadi dalam hati dan pikiranku. Sebuah panggilan? Entahlah, yang aku yakin adalah hal tersebut merupakan sebuah kebenaran yang sangat berbeda dengan pesepsiku selama ini dan tentu saja akan membawa sebuah perubahan. Tidak semudah yang aku bayangkan sebelumnya, apalagi saat aku mencoba mencari seseorang yang mungkin dapat mendukung gagasan ‘konyol’ ini sangat sedikit yang sependapat denganku. Coba aku ingat kembali apa saja yang dikatakan teman-teman, mentor-mentor, & orang-orang terdekatku tentang ide ini..

“sekarang kan jamannya MP3..” (tanpa peduli bajakan atau tidak)

"...mana bisa, jaman sekarang kalo gak pake program bajakan mana bisa maju.."

"gak mungkinlah kita mampu pake program ori (original), harganya aja selangit gitu, beda ama orang luar negri yang bayaran & gajinya gede.."

"..ada dosa yang mempengaruhi keselamatan, tapi ada juga yang nggak (ex. pake program bajakan)" -ini jawaban terkonyol sepanjang masa yang diucapkan sama orang yang sekolah Alkitab, bikin malu aja.

"kalo modalnya aja sebesar itu, kapan untungnya.. mending kita pake program bajakan dulu aja, nanti kalo uda kaya baru beli yang original."

dan berbagai jawaban lain yang sejenis ini dari orang-orang yang tidak akan aku sebutkan namanya. Bahkan beberapa orang yang aku nilai mampu untuk membelinya pun mempunyai pendapat yang sama seprti diatas. Aku juga tidak dapat menghakimi semua orang yang berpendapat demikian, who am i to judge you. Everyone has their own calling, and I think this is mine. Tidak semua orang tidak sependapat denganku, ada juga yang mendukungku dan salah satunya adalah teman baikku Mayasari yang sekarang sudah menjadi istriku dan beberapa teman dari Jakarta juga mendukung hal ini.


Dimulai dari menghapus semua MP3 bajakan dari komputerku, termasuk lagu-lagu rohani. Hahah...soal lagu-lagu rohani ini yang kadang bikin geli juga. Lagunya sih rohani, liriknya nyembah Yang Maha Tinggi, tapi kok bajakan? “Kalo beli CDnya mahal.” Itulah alasan klasik yang sering dilontarkan, kalo tidak mampu membeli ya jangan memaksakan dong. Apa bedanya sama pencuri yang tidak memiliki tapi ingin memiliki dan mengambil dengan paksa. Apakah sebagai anak dari kerajaanNya kita jadi sedemikian tidak mampu untuk membeli dengan benar? Jujur aja, usaha untuk tidak mendengarkan lagu dari MP3 bajakan ini sangat susah. Sering kali aku tergoda untuk meng-copy lagi dan lagi dan lagi sampai terdapat banyak lagi MP3 bajakan di komputerku yang saat itu juga isinya program bajakan. Tapi aku tidak pernah menyerah, aku terus berusaha melakukan yang benar. Dan sekarang tidak ada lagi lagu bajakan yang secara sadar aku miliki. Ternyata, aku bisa hidup tanpa MP3 bajakan... tanpa MP3 lagu rohani bajakan lho... Teringat kembali pada suatu waktu aku membagi pendapat ini kepada salah satu mentorku di gereja tentang bagaimana kita selama ini dengan tanpa merasa bersalah memanfaatkan MP3 lagu-lagu rohani bajakan dengan meng-copy dan menyebarluaskan ke sesama anggota gereja. Walau bukan menjualnya, aku pikir tindakan seperti itu sangat tidak pantas dilakukan. Namun sekali lagi aku mendapati sebuah opini yang abu-abu. Dia tidak dapat memberikan sebuah jawaban tegas tentang sebuah kebenaran dimana gereja seharusnya menjadi sebuah tempat untuk kebenaran itu menjadi prioritas utama. Aku tidak mencoba untuk mempermalukan orang-orang yang masih berpendapat lain denganku, hanya saja perjuanganku untuk mencapai tujuan ini sangat berat. Percaya deh, asli berat! Tapi sepadan kok dengan kemuliaan dan sukacita yang diberikanNya pada orang-orang yang mengasihi Dia.


Sebuah pendapat lucu pernah aku dengar dari salah seorang yang memiliki kedudukan cukup penting dalam gereja cabang tempatku berjemaat tentang menonton bioskop. Dia mengatakan kalau menonton di bioskop itu tidak sesuai kehendak Tuhan karena suatu kali dia pergi menonton sebuah film animasi di salah satu bioskop di Surabaya dia merasa tidak ‘damai sejahtera’ ketika berada dalam gedung bioskop tersebut dikarenakan bioskop tersebut tidak ‘kudus’. Sungguh mengundang tawa dalam hati kecilku ketika pada kenyataannya dia atau mungkin orang-orang yang berpendapat sama dengannya menonton film dari DVD bajakan. Sebuah tempat yang dirancang sedemikian rupa supaya pengunjung yang datang dapat menikmati sebuah film dengan tampilan yang maksimal dan sound system yang hebat bisa dikatakan tidak kudus, sedangkan menonton DVD bajakan tidak menjadi masalah. Aku tadinya juga salah satu dari sekian banyaj penggemar film DVD bajakan. Selain dirilis sangat jauh lebih cepat dari DVD/VCD originalnya yang terkadang DVD bajakan sebuah film bisa keluar duluan daripada di bioskop kesayangan DVD bajakan juga memiliki harga yang sangat terjangkau. Murah meriah. Sekali lagi aku berusaha keras untuk bebas dari ketergantungan ini dan mulai menghargai diriku dan orang lain. Stop DVD bajakan pada awalnya hanya mimpi, tidak mungkin dilakukan. Tapi sedikit demi sedikit aku mulai terbiasa. Sekarang bila tidak sempat menonton film terbaru di bioskop, aku bisa dengan sabar menunggu VCD originalnya dan menyewanya di Video Ezy. Thanks God for Video Ezy! Tidak sulit bila kita mempunyai kemauan untuk merubah kebiasaan buruk menjadi baik dan benar. Di Bali sini malahan lebih berani dalam menjual DVD bajakan. Dengan terang-terangan mereka membuka toko di pinggir jalan utama di daerah Kuta, bukan cuma 1, banyak! Yang paling berani ada di dalam Discovery Shopping Mall, Kuta. Ada 2 toko sepanjang pengetahuanku yang selalu ramai tamu dalam dan luar negeri yang berbelanja DVD bajakan. 1 film hanya Rp 10.000, bila Anda membeli 5 film gratis 1 film (kalo tidak salah). Menyewa di Video Ezy Rp 5.000 per film, separuh harga DVD bajakan dan dengan kualitas gambar di bawah DVD bajakan. Keunggulan VCD original hanya terjemahan teks yang lebih benar daripada DVD bajakan, tapi tidak jarang DVD bajakan juga memiliki teks yang sempurna. Lihatlah, begitu mudah dan beralasan kenapa kita tidak harus mematuhi aturan main dalam menonton film. Semua kembali kepada masing-masing pribadi.


Memakai program bajakan seperti sudah menjadi kebiasaan masyarakat kita, begitu pula pemerintahan di negara kita. Bukan keanehan dan bukan pula sebuah tindak kriminal. Bukan dosa yang mempengaruhi keselamatan seperti pendapat teman pendetaku di atas. Tindakan apakah yang kiranya akan membawa perubahan nilai dan standard bangsa kita dalam masalah ini? Perbedaan apa yang dapat kita tunjukkan kepada dunia bahwa kita bukanlah bangsa yang menghargai orang lain? Simple aja, tidak lagi menggunakan program bajakan. Gampang-gampang susah! Aku sendiri memulai dengan membeli sebuah laptop yang sudah dilengkapi dengan operating system original. Bagian tersulit adalah ketika akan membeli program yang mendukung karirku sebagai seorang fotografer dan desainer grafis yakni Adobe Photoshop dan teman-teman seangkatannya. Mahalnya sungguh diluar jangkauan. Aku berencana membeli Adobe Design Premium CS3. Harga tidak usah ditanya, mahal banget! Aku bukan seorang yang kaya raya yang dapat dengan mudah membeli barang dengan harga begitu mahal, apalagi bila barang tersebut bisa dengan mudah aku dapatkan bajakannya dengan tanpa mengeluarkan uang sepeserpun. Tidak mudah pula bagiku memperoleh uang seharga program tersebut. Lewat pergumulan dan doa akhirnya aku dapat membuat keputusan untuk membelinya dari seorang teman dengan harga yang spesial. Darimana sumber dananya? Itulah ajaibnya Tuhan, Dia selalu tahu saat anakNya memerlukan pertolonganNya. Singkat kata aku akhirnya memiliki uang yang dibutuhkan untuk membelinya.


Dimana ada kemauan, disitu ada jalan. God will make a way. Saat ini aku belum 100% menggunakan program original. Tapi tetap saja aku menaruh itu sebagai salah satu prioritas dan tujuan yang aku kejar. Bukan untuk kepentinganku pribadi, semua hanya untuk kemuliaan Dia yang mengutus aku ke dunia. Aku menginginkan sebuah perubahan bagi hidupku, bagi keluargaku, dan bagi bangsaku. Yang dapat aku lakukan adalah membuat sebuah perbedaan kecil lewat hidupku. Aku percaya kalian dapat melakukan yang lebih baik dariku. God bless you!

“Command them who are rich in this present world not to be arrogant nor to put their hope in wealth, which is so uncertain, but to put their hope in God, who richly provides us with everything for our enjoyment” - 1 Timothy 6:17 NIV -

0 comments:

 

Fruitfull © 2011